Selasa, 21 Juli 2009


21 Juli 2009

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia MS Hidayat mengadakan jumpa pers di Jakarta Media Crisis Center, Selasa (17 Juli 209).

Pada kesempatan ini Gubernur Fauzi Bowo menegaskan “Aksi peledakan bom bisa terjadi di mana saja di dunia, misalnya saja bom tahun lalu meledak di Mumbai, dan tahun tahun sebelumnya juga di London. Paling penting sekarang bagaimana seluruh masyarakat Jakarta meningkatkan kewaspadaan dengan pengamanan lingkungan sesuai prosedur.”

”Jakarta akan cepat pulih jika polisi cepat mengungkap kasus ini,” tutur Gubernur Fauzi Bowo. Fauzi juga menghimbau pada para wartawan agar membantu penyidikan POLRI yang sedang berlaku dengan hanya menuliskan informasi resmi yang dikeluarkan POLRI di Media Crisis Center. Gubernur Fauzi Bowo juga menghimbau agar komputer jinjing juga diperiksa dengan saksama oleh petugas keamanan hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat publik lainnya.

Sementara itu MS Hidayat mengatakan kalau ”Teror ini untuk merusak citra Indonesia. Mudah-mudahan ekspor tidak terganggu. Yang terganggu adalah perdagangan domestik untuk beberapa komoditas tertentu untuk konsumsi. Penerbangan tidak terganggu, tetapi tingkat hunian hotel bintang lima menurun”

MS Hidayat juga menjelaskan kalau Kadin Indonesia sudah berkomunikasi dengan 10 kamar dagang dari sejumlah negara sahabat. Dia dan menegaskan ”Kadin menyatakan tidak benar aksi bom itu ditujukan kepada sekelompok investor.”

Dalam jumpa pers yang dihadiri puluhan wartawan dalam dan luar negeri di Media Crisis Center itu, Hidayat menjelaskan, ”Dampak bom di Mega Kuningan tidak signifikan bagi perekonomian nasional. Tidak terjadi perubahan yang mendasar pada investasi di sektor riil,” katanya.

Hidayat menyatakan tidak dapat memberi garansi 100 persen. ”Jika kita serius menangani masalah keamanan dan stabilitas politik, investor asing akan percaya,” katanya. Kadin yakin investasi di Indonesia akan menjadi jauh lebih baik. ”Okupansi hotel berbintang berbintang lima internasional turun karena banyak pengunjung yang pindah ke hotel berbintang merek lokal,” ujarnya.

Nilai ekspor Indonesia sejauh ini sudah turun akibat krisis ekonomi global. Nilai ekspor Mei 2009 mencapai 9,26 miliar dollar AS atau naik 9,52 persen dibandingkan dengan ekspor April 2009. Namun, nilai ekspor itu lebih rendah 28,28 persen dibandingkan dengan nilai ekspor Mei 2008.

Nilai ekspor kumulatif Januari-Mei 2009 mencapai 40,74 miliar dollar AS, turun 29,24 persen dibandingkan dengan ekspor Januari-Mei 2008. Ekspor nonmigas menjadi 35,05 miliar dollar AS atau menurun 21,19 persen dibandingkan dengan ekspor periode yang sama tahun 2008.

Hidayat menegaskan, ledakan bom dipastikan membuat iklim investasi terguncang. ”Entah sedikit ataupun banyak dampaknya, kredibilitas Indonesia mengalami kemunduran. Kredibilitas hanya dapat dipulihkan sejauh keseriusan penanganan pemerintah dan penegak hukum.”

Reaksi atas ledakan bom kali ini dinilai tidak separah ledakan bom di Bali dan di Kedutaan Besar Australia. Dampaknya terhadap pasar saham dan nilai tukar tidak signifikan.

Dari Bursa Efek Indonesia, Selasa, investor justru melakukan aksi beli besar-besaran yang dipicu sentimen positif penguatan indeks bursa global. Aksi beli itu mendongkrak indeks harga saham ke level tertingginya dalam 10 bulan terakhir.

Indeks harga saham gabungan naik 40,2 poin atau 1,91 persen ke level 2.146. Indeks LQ-45 naik 7,73 poin atau 1,88 persen menjadi 419,43 dan Indeks Kompas100 naik 9,06 poin atau 1,76 persen ke level 522,68. Posisi ketiga indeks ini tertinggi sejak 3 September 2008.

Perdagangan juga berjalan cukup atraktif. Jumlah saham yang diperdagangkan tercatat 5,11 miliar saham senilai Rp 5,425 triliun. Nilai ini tergolong cukup besar dibandingkan dengan rata-rata nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia sebulan terakhir berkisar Rp 3,5 triliun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar